Manusia tidak lepas dari keserakahan harta dan kekuasaan. Ada yang terlalu gila harta dan jabatan sampai-sampai ia menjadi gila bahkan mati mengenaskan apabila keinginannya itu tidak terwujudkan. Anda semua pasti sudah mendengar berita para caleg yang gagal dalam pemilu kemarin sampai mengalami kejadian tragis seperti itu. Padahal mereka notabene orang-orang yang berkompeten dan berpendidikan. Ada pula aksi-aksi penipuan dalam dunia bisnis, baik itu secara offline maupun online yang telah menelan banyak korban. Sebenarnya banyak sekali kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang membuat buta mata hati manusia akan harta dan kekuasaan.
Ada 4 tipe manusia berkaitan dengan harta dan gaya hidupnya:
Pertama, orang berharta dan memperlihatkan hartanya. Orang seperti ini biasanya mewah gaya hidupnya, untungnya perilakunya ini masih sesuai dengan penghasilannya, sehingga secara finansial sebenarnya tidak terlalu bermasalah. Hanya saja, ia akan menjadi hina kalau bersikap sombong dan merendahkan orang lain yang dianggap tak selevel dengannya. Apalagi kalau bersikap kikir dan tidak mau membayar zakat/mengeluarkan sedekah. Sebaliknya ia akan terangkat kemuliaannya dengan kekayaannya itu jikalau ia rendah hati dan dermawan.
Kedua, orang yang tidak berharta banyak, tapi ingin kelihatan berharta. Gaya hidup mewahnya sebenarnya diluar kemampuannya, hal ini karena ia ingin selalu tampil lebih daripada kenyataan. Tidaklah aneh bila keadaan finansialnya lebih besar pasak daripada tiang. Tampaknya, orang seperti ini benar-benar tahu cara menyiksa diri. Hidupnya amat menderita, dan sudah tentu akan menjadi hina dan menjadi bahan tertawaan orang lain yang mengetahui keadaan yang sebenarnya.
Ketiga, orang tak berharta tapi berhasil hidup bersahaja. Orang seperti ini tidak terlalu pusing dalam menjalani hidup karena tak tersiksa oleh keinginan, tak silau oleh pujian dan penilaian orang lain, kebutuhan hidupnya pun sederhana saja. Dia akan menjadi hina kalau menjadi beban dengan menjadi peminta-minta yang tak tahu diri. Namun tetap menjaga kehormatan dirinya dengan tidak menunjukkan berharap dikasihani, tak menunjukkan kemiskinannya, tegar, dan memiliki harga diri.
Keempat, orang yang berharta tapi hidup bersahaja. Inilah orang yang mulia dan memiliki keutamaan. Dia mampu membeli apapun yang dia inginkan namun berhasil menahan dirinya untuk hidup seperlunya. Dampaknya, hidupnya tidak berbiaya tinggi, tidak menjadi bahan iri dengki orang lain, dan tertutup peluang menjadi sombong, takabur dan riya'. Dan yang lebih menawan akan menjadi contoh kebaikan yang tidak habis-habisnya untuk menjadi bahan pembicaraan. Memang aneh tapi nyata jika orang yang berkecukupan harta tapi mampu hidup bersahaja. Sungguh ia akan punya pesona kemuliaan tersendiri. Pribadinya yang lebih kaya dan lebih berharga dibanding seluruh harta yang dimilikinya, subhanallah.
Selengkapnya...
Ada 4 tipe manusia berkaitan dengan harta dan gaya hidupnya:
Pertama, orang berharta dan memperlihatkan hartanya. Orang seperti ini biasanya mewah gaya hidupnya, untungnya perilakunya ini masih sesuai dengan penghasilannya, sehingga secara finansial sebenarnya tidak terlalu bermasalah. Hanya saja, ia akan menjadi hina kalau bersikap sombong dan merendahkan orang lain yang dianggap tak selevel dengannya. Apalagi kalau bersikap kikir dan tidak mau membayar zakat/mengeluarkan sedekah. Sebaliknya ia akan terangkat kemuliaannya dengan kekayaannya itu jikalau ia rendah hati dan dermawan.
Kedua, orang yang tidak berharta banyak, tapi ingin kelihatan berharta. Gaya hidup mewahnya sebenarnya diluar kemampuannya, hal ini karena ia ingin selalu tampil lebih daripada kenyataan. Tidaklah aneh bila keadaan finansialnya lebih besar pasak daripada tiang. Tampaknya, orang seperti ini benar-benar tahu cara menyiksa diri. Hidupnya amat menderita, dan sudah tentu akan menjadi hina dan menjadi bahan tertawaan orang lain yang mengetahui keadaan yang sebenarnya.
Ketiga, orang tak berharta tapi berhasil hidup bersahaja. Orang seperti ini tidak terlalu pusing dalam menjalani hidup karena tak tersiksa oleh keinginan, tak silau oleh pujian dan penilaian orang lain, kebutuhan hidupnya pun sederhana saja. Dia akan menjadi hina kalau menjadi beban dengan menjadi peminta-minta yang tak tahu diri. Namun tetap menjaga kehormatan dirinya dengan tidak menunjukkan berharap dikasihani, tak menunjukkan kemiskinannya, tegar, dan memiliki harga diri.
Keempat, orang yang berharta tapi hidup bersahaja. Inilah orang yang mulia dan memiliki keutamaan. Dia mampu membeli apapun yang dia inginkan namun berhasil menahan dirinya untuk hidup seperlunya. Dampaknya, hidupnya tidak berbiaya tinggi, tidak menjadi bahan iri dengki orang lain, dan tertutup peluang menjadi sombong, takabur dan riya'. Dan yang lebih menawan akan menjadi contoh kebaikan yang tidak habis-habisnya untuk menjadi bahan pembicaraan. Memang aneh tapi nyata jika orang yang berkecukupan harta tapi mampu hidup bersahaja. Sungguh ia akan punya pesona kemuliaan tersendiri. Pribadinya yang lebih kaya dan lebih berharga dibanding seluruh harta yang dimilikinya, subhanallah.