Tampilkan postingan dengan label Renungan Jiwa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Renungan Jiwa. Tampilkan semua postingan

15 April, 2009

Kekuasaan, Harta dan Gaya Hidup

Manusia tidak lepas dari keserakahan harta dan kekuasaan. Ada yang terlalu gila harta dan jabatan sampai-sampai ia menjadi gila bahkan mati mengenaskan apabila keinginannya itu tidak terwujudkan. Anda semua pasti sudah mendengar berita para caleg yang gagal dalam pemilu kemarin sampai mengalami kejadian tragis seperti itu. Padahal mereka notabene orang-orang yang berkompeten dan berpendidikan. Ada pula aksi-aksi penipuan dalam dunia bisnis, baik itu secara offline maupun online yang telah menelan banyak korban. Sebenarnya banyak sekali kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang membuat buta mata hati manusia akan harta dan kekuasaan.

Ada 4 tipe manusia berkaitan dengan harta dan gaya hidupnya:

Pertama, orang berharta dan memperlihatkan hartanya. Orang seperti ini biasanya mewah gaya hidupnya, untungnya perilakunya ini masih sesuai dengan penghasilannya, sehingga secara finansial sebenarnya tidak terlalu bermasalah. Hanya saja, ia akan menjadi hina kalau bersikap sombong dan merendahkan orang lain yang dianggap tak selevel dengannya. Apalagi kalau bersikap kikir dan tidak mau membayar zakat/mengeluarkan sedekah. Sebaliknya ia akan terangkat kemuliaannya dengan kekayaannya itu jikalau ia rendah hati dan dermawan.

Kedua, orang yang tidak berharta banyak, tapi ingin kelihatan berharta. Gaya hidup mewahnya sebenarnya diluar kemampuannya, hal ini karena ia ingin selalu tampil lebih daripada kenyataan. Tidaklah aneh bila keadaan finansialnya lebih besar pasak daripada tiang. Tampaknya, orang seperti ini benar-benar tahu cara menyiksa diri. Hidupnya amat menderita, dan sudah tentu akan menjadi hina dan menjadi bahan tertawaan orang lain yang mengetahui keadaan yang sebenarnya.

Ketiga, orang tak berharta tapi berhasil hidup bersahaja. Orang seperti ini tidak terlalu pusing dalam menjalani hidup karena tak tersiksa oleh keinginan, tak silau oleh pujian dan penilaian orang lain, kebutuhan hidupnya pun sederhana saja. Dia akan menjadi hina kalau menjadi beban dengan menjadi peminta-minta yang tak tahu diri. Namun tetap menjaga kehormatan dirinya dengan tidak menunjukkan berharap dikasihani, tak menunjukkan kemiskinannya, tegar, dan memiliki harga diri.

Keempat, orang yang berharta tapi hidup bersahaja. Inilah orang yang mulia dan memiliki keutamaan. Dia mampu membeli apapun yang dia inginkan namun berhasil menahan dirinya untuk hidup seperlunya. Dampaknya, hidupnya tidak berbiaya tinggi, tidak menjadi bahan iri dengki orang lain, dan tertutup peluang menjadi sombong, takabur dan riya'. Dan yang lebih menawan akan menjadi contoh kebaikan yang tidak habis-habisnya untuk menjadi bahan pembicaraan. Memang aneh tapi nyata jika orang yang berkecukupan harta tapi mampu hidup bersahaja. Sungguh ia akan punya pesona kemuliaan tersendiri. Pribadinya yang lebih kaya dan lebih berharga dibanding seluruh harta yang dimilikinya, subhanallah.
Selengkapnya...

28 Maret, 2009

Memilih Pasangan

Dalam memilih pasangan hidup, baik bagi laki-laki maupun perempuan keduanya memiliki hak untuk memilih yang paling tepat sebagai pasangannya. Hal itu dikenal dalam Islam yang namanya ‘kufu’ ( layak dan serasi ), dan seorang wali nikah berhak memilihkan jodoh untuk putrinya seseorang yang sekufu, meski makna kufu paling umum dikalangan para ulama adalah seagama.

Namun makna-makna yang lain seperti kecocokan, juga merupakan makna yang tidak bisa dinafikan, dengan demikian proses memilih itu terjadi pada pihak laki-laki maupun perempuan. Disisi lain bahwa memilih pasangan hidup dengan mempertimbangkan berbagai sisinya, asalkan pada pertimbangan-pertimbangan yang wajar serta Islami, merupakan keniscayaan hidup dan representasi kebebasan dari Allah yang Dia karuniakan kepada setiap manusia, termasuk dalam memilih suami atau istri. Aisyah Ra berkata, “Pernikahan hakikatnya adalah penghambaan, maka hendaknya dia melihat dimanakah kehormatannya akan diletakkan”.

Rasulullah pun bersabda, “Barang siapa yang menjodohkan kehormatannya dengan orang yang fasik maka dia telah memutus rahimnya” (HR Ibnu Hibban). Nabi juga pernah memberikan pertimbangan kepada seorang sahabat yang datang kepadanya seraya minta pertimbangan atas dua orang yang akan melamarnya, lalu Nabi menjawab, “Adapun Muawiyah bin Abi sufyan dia sangat ringan tangan (alias gampang memukul), adapun yang lainnya adalah orang yang fakir tidak memiliki harta yang banyak.” Lalu Nabi menikahkannya dengan Zaid bin Haritsah.

Dan untuk memantapkan pilihan, terutama dari berbagai alternatif sebaiknya melakukan shalat istikhorah baik di tengah malam maupun di awalnya, dan lakukan secara berkali-kali. Jika telah dilakukan berkali-kali maka kemantapan yang ada itulah insyaAlloh merupakan petunjuk-Nya, dan itulah yang lebih diikuti. Tetapi perlu diingat, bahwa informasi yang dominan pada diri seseorang sering yang lebih berpengaruh terhadap istikhorah, oleh karena itu perlu dilakukan berkali-kali. Dan untuk membedakan apakah itu keputusan yang dominan adalah selera semata atau dominasi istikharah agak sulit, kecuali dengan berkali-kali, sekalipun salah satu tanda bahwa itu adalah petunjuk dari Allah adalah dimudahkannya urusan tersebut, tetapi hal tersebut bukan satu-satunya alamat yang mutlak.

Juga apabila persoalan apakah diri kita jual mahal atau tidak tergantung pada niat dan representasinya, karena itu Rasulullah menegaskan, “Sesungguhnya segala pekerjaan membutuhkan niat dan pekerjaan seseorang sangat dipengaruhi oleh niat. Barang siapa yang niatnya kepada Allah maka dia (dalam representasinya) akan sesuai dengan Allah dan Rasulnya, dan barang siapa yang niatnya kepada dunia atau wanita maka (representasinya) akan sesuai apa yang diniatkan” (Muttafaq alaih).

Untuk menghindarkan tuduhan itu maka buktikan dalam representasi kita sehari-hari, sebagai contoh bahwa tuduhan itu akan benar jika memang salah satu kebiasaan kita adalah chatting dengan teman-teman baru yang notabenenya lebih banyak para laki-laki untuk seorang perempuan, dan sebaliknya, berbeda misalnya kalau teman yang kita ajak chatting adalah para wanita atau dalam bahasa yang digunakan bersifat umum, tidak ada yang rahasia sehingga tidak khawatir kalau harus dibaca orang. Ini hanya sekelumit contoh yang barangkali kurang tepat untuk yang bingung memilih pasangannya. Tapi ada hal yang cukup penting untuk diketahui bahwa UNTUK MENGENAL SESEORANG TENTU TIDAK CUKUP DENGAN BERKOMUNIKASI SESAAT.

Pernah suatu hari Sahabat Umar bin al-Khattab mendengar seseorang memuji orang lain hingga Umar agak merasa keheranan lalu Umar bertanya, “Apakah kamu pernah bepergian dengannya?” Jawab orang tadi, “Belum.” “Apakah kamu pernah bertransaksi dengannya?” Jawab orang tadi, “Belum.” “Apakah kamu pernah bertetangga dengannya?” Jawab orang tadi, “Belum.” “Apakah kamu pernah melihatnya dia melakukan shalat?” Jawab orang tersebut, “Ya, aku melihat dia rajin shalat, menunaikannya sesuai dengan waktunya.” Lalu kata Umar, “Kalau begitu anda belum kenal dengan baik orang tersebut.” Tetapi untuk mengenali tiga poin pertama dari empat poin tersebut bisa dilakukan dengan cara MENANYAKAN ORANG YANG PALING DEKAT DENGANNYA, DAN YANG DAPAT DIPERCAYA.

Adapun bila kita dihadapkan suatu pilihan lebih dari satu, tentu sewajarnya seorang akan memilih yang terbaik baginya, meskipun PILIHAN TERBAIK BAGINYA TIDAK SELALU IDENTIK DENGAN PILIHAN YANG TERBAIK BAGI UMUM, KARENA SESEORANG TENTU MEMILIKI PERTIMBANGAN YANG SANGAT KHUSUS YANG TIDAK DIMILIKI ORANG LAIN.

Dari uraian diatas, kebingungan untuk memilih pasangan hidup dapat diatasi dengan beberapa tips berikut ini,

1. pilihlah karena agamanya,

2. kenali dengan cara menanyakan kepada orang yang paling dekat dengannya dan dapat kita percaya,

3. letakkan niat pada tempat yang benar, karena segala perbuatan membutuhkan dan sangat dipengaruhi niat,

4. sholat istikhorah untuk mohon petunjuk kepada Allah juga patut dilakukan,

5. apabila semua ini telah dilakukan, maka pasrahkan diri kepada Allah SWT akan keputusan-Nya, jangan keluh kesah, karena itu tidak akan pernah menyelesaikan masalah,

6. dan terakhir, jangan bosan untuk berbekal ilmu pernikahan :), karena berbekal ilmu adalah lebih baik daripada tidak membekali diri pada saat masuk ke dunia yang baru.

Masalah jodoh hanya Allah yang tahu, siapa pasangan kita sebenarnya, itulah rahasia Allah. Kita hanya diminta untuk berusaha, dan Allah-lah penentunya, terkadang Dia menentukan pilihan-Nya itu diluar dugaan dan rasio kita sebagai seorang manusia, tapi itulah ketentuan Allah. Jika memang harus menerima kenyataan di luar kehendak kita, maka ingatlah untuk tidak sembarangan memberikan cinta kepada siapapun, karena kadar cinta kita kepada Allah harus lebih tinggi dari itu semua. Yang terbaik menurut Allah, itulah yang paling utama.

Selamat berjuang akhi, selamat berjuang ukhti…, mulailah dengan bismillah dan niat yang benar, insya Allah, ridho-Nya akan selalu menghampiri, dan semoga Allah selalu memudahkan urusan antum.

Wallahu alam bi showab.
Selengkapnya...

18 Maret, 2009

Kampanye Ajang Pertarungan Kekuasaan

Aksi kampanye "pertarungan" partai poltik mulai digelar di jalan-jalan. Bendera, spanduk, pamflet, dan atribut lainnya terpampang dimana-mana. Para calon wakil rakyat mulai beradu kekuatan demi mendapatkan kekuasaan. Entah apa jadinya apabila seseorang yang sudah menghabiskan ratusan juta bahkan milyaran rupiah gagal dalam kampanye. Saya pernah membaca sebuah berita ada seseorang calon wakil rakyat yang sudah menghabiskan dana banyak tetapi dia gagal mendapatkan suara dalam pemilihan dann tiba-tiba orang itu jatuh melarat bahkan sampai menjadi gila. Apakah itu semua hanya demi ambisi meraih kekuasaan semata? Akupun tidak tau jawabannya.

Tidak heran apabila manusia yang notabene anak-cucu Adam haus akan kekuasaan karena pada dahulu pun Nabi Adam sempat tergoda oleh bujuk rayu Iblis yang menjanjikannya kekuasaan selama-lamanya sehingga melanggar dan mendurhakai Tuhan. Bahkan sepetinya keinginan hidup dan berkuasa terus merupakan benih yang menyatu danlahir bersama manusia, sampai dia menyadari kehambaannya.

Barangkali anak Anda atau bahkan Anda sendiri sejak sekolah sudah memimpikan kelak akan menjadi seorang dokter yang menguasai pasiennya, atau insinyur yang bisa menguasai para staf/tukang, atau kiai yang menguasai para santri, atau malah bupati yang menjadi penguasa tunggal di daerahnya.

Namanya saja fana, mana mungkin ada yang kekal di dunia ini?Mana ada kekuasaan tanpa akhir? Mana ada bayi abadi? Mana ada bupati seumur hidup? mana ada jabatan tidak mengalami pensiun dan dipensiunkan? Kehidupan dan kekuasaan yang kekal hanyalah bualan iblis belaka.

Maka Anda yang sedang menikmati hidup dan membanggakan kekuasaan patut mencacat syair Arab ini di hati Anda yang artinya dalam terjemahan Indonesia: Bila suatu ketika kau memikul keranda ke kubur Ingatlah bahwa sesudah itu kau akan dipikul pula Dan bila kau diserahi sesuatu kekuasaan atas kaum Ketahuilah satu saat kau akan diberhentikan juga. (disadur dari buku Mencari Bening Mata Air:A.Mustofa Bisri)
Selengkapnya...

23 Februari, 2009

“Generation Z”

Setelah berselancar di dunia maya dan menemukan sebuah situs buatan yuswohady, saya membaca artikel berjudul The DARK SIDE of Web 2.0 yang mengidentifikasi lahirnya generasi baru yang disebutnya “Generation Z”, yaitu generasi yang lahir setelah tahun 1998. Isinya banyak meninjau sisi gelap dari generasi baru ini. Memang kenyataannya demikian dan sudah banyak bukti yang terjadi di masyarakat. Ga usah jauh-jauh, bahkan teman kos saya ada yang mengalaminya.

Perkembangan teknologi kadang bisa membuat kemajuan bagi seseorang, tapi juga dapat menyebabkan kemunduran bagi orang yang terlena akan hal itu.Pekerjaan apapun terasa mudah dan cepat dikerjakan dengan kemajuan teknologi, akan tetapi hal itu juga bisa membuat seseorang melupakan statusnya sebagai makhluk sosial yang seharusnya berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Generasi masa depan ditentukan dari saat sekarang juga. Menurut Prof. Bauerlein meringkaskan karekateristik generasi baru ini sebagai berikut:
"They connected and multitasked, autonomous yet peer-mindful, makes NO great leap forward in human intelligence, global thinking, or netizen-ship. Young users have learned a thousand new things, no doubt. They upload and download, surf and chat, post and design, BUT they HAVEN’T learned to analyze a complex text, store facts in their heads, comprehend a foreign policy decision, take lessons from history, or spell correctly."

Selanjutnya terserah dari diri Anda masing-masing menggunakan dan memanfaatkan dari kemajuan teknologi tersebut.
Selengkapnya...

15 Januari, 2009

Kepribadian Unik Manusia

Kita manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan mempunyai karakter unik yang antara satu dengan lainnya pasti berbeda. Kita harus mengetahui siapa diri kita dan karakter dari masing-masing pribadi. Sebelum kita mengenal dan memahami keunikan yang kita miliki maka kita tidak bisa memahami orang lain. Apabila kita mampu memahami jiwa dan kepribadian yang kita miliki maka akan terjalin keselarasan dalam hubungan yang terkait dengan orang lain.

Ada empat tipe kepribadian dasar yang dimiliki manusia, yaitu:
1. Seorang Sanguinis yang spontan, lincah, dan periang
2. Seorang Melankolis yang penuh pikiran, setia, dan tekun
3. Seorang Koleris yang suka petualangan, persuasif, dan percaya diri
4. Seorang Phlegmatis yang ramah, sabar, dan puas.
Ataupun bisa juga perpaduan dari empat sifat-sifat dasar tersebut.

Empat sifat dasar manusia di atas masing-masing memiliki karakter unik yang secara alamiah telah ada dalam diri kita. Apabila kita mampu memahami kekuatan dan kelemahan sifat yang ada dalam diri kita sendiri maupun orang lain maka hidup ini akan terasa lebih menyenangkan dan kita bisa saling memahami satu sama lain.

Kita akan bersenang-senang dengan orang Sanguinis yang populer, yang mengeluarkan antusiasme. Kita akan serius dengan orang Melankolis yang sempurna, yang berusaha mengejar kesempurnaan dalam segala hal. Kita akan maju ke depan bersama orang Koleris yang kuat, yang dilahirkan dengan bakat pemimpin. Dan kita akan rileks dengan orang Phlegmatis yang damai, yang dengan bahagia menerima kehidupan. Tidak peduli siapa diri kita, kita punya sesuatu untuk dipelajari dari setiap jenis ini.
Selengkapnya...

 

© Free blogger template 3 columns